Minggu, 11 Oktober 2009

RP : YuuNa (Tomoe)

Libur telah tiba~!


Yap tidak dapat disangkal lagi kalau hari libur yang selalu anak perempuan berpipi chubby, bertambah cubby pastinya, yang sedang membantu Ibunda yang amat ia cintai di rumah. Hari ini Ibunya sedang memasak di dapur, sedangkan Tomoe menjemur pakaian yang telah di cuci ditemani dengan anjing paling setia yang bernama Monzaemon. Anjing ras siberian husky yang selalu dipanggil seenak perut pemiliknya saja, terkandang di panggil ‘Monzaemon-chan’ terkadang ‘Monbiritchi’ atau ‘Mon-montchi’ yah apalah itu panggilan yang diberikan dari sang pemiliknya, Monzaemon akan selalu menjaga anak itu bahkan jika ia harus sampai merelakan nyawanya. Tomoe mengkibas-kibaskan baju yang telah di cuci sebelum ia menjemurnya, yang diajarkan Ibu sih begitu. “Guk! Guk!” Monzaemon berseru sambil melompat. “Ehe?” Tomoe menolah ke arah anjing kesayangannya itu, Tomoe nampak bingung.


“Nyahaha~” dengan wajahnya yang begitu ceria dan bersinar layaknya matahari di pagi hari, ya karena memang sekarang maish pagi, Tomoe mengkibas-kibaskan baju yang basah itu kearah Monzaemon, Tomoe terlihat sangat senang sekali. Sementara Monzaemon sibuk menghindar. Entah apa yang dipikirkan oleh anak yang satu itu, Tomoe kira baju itu adalah mainan? Dia sudah biasa membantu Ibunya kok. [color=#c0c0c0]“Moepi, jangan kamu jadi kan baju bersih itu mainan!”[/color] seru Ibunya dari dapur. Tomoe sontak menghentikan gerakan liarnya itu, “Duh. Monzaekyun sih...” keluhnya sambil menrengut. Atas dasar apa anak yang selalu mencepol rabutnya menjadi dua itu menyalahkan anjing nya yang tidak tahu apa-apa?


Makanan pun sudah siap, kini waktu yang Tomoe paling sukai pun tiba. Karena kemarin Ibunya mendapatkan untung banyak, hari ini mereka bisa memakan makanan yang enak dan sangat bergizi. Di atas meja yang serbaguna itu, ada tempura, chiken katsu dan beef teriyaki beserta nasinya. Tomoe menghirup aroma yang dikeluarkan oleh para makanan yang masih hangat itu. [i] “Hai~ Aku masih hangat dan enak loh!”[/i] terdengar suara yang sungguh menggoda, suara siapakah itu? Suara itu berasal dari tempura udang yang bergoyang-goyang dimata bulat mirip bola sepak milik gadis yang air liurnya sudah hampor menetes keluar dari bibir merah mudanya itu. “Itadakimahou~!” seru Tomoe sambil menepuk kedua tangannya dan langsung merai sumpit dan menyabet satu tempura udang.


Ibundanya tersenyum, [color=#c0c0c0] “Makan yang lahap ya..[/color] ucap Ibunya sambil menghelus kepala anak yang ia cintai dengan lembut dan penuh kasih sayang. “Meccha umai~!” seru Tomoe sambil tersenyum hingga matanya yang bulat itu menyipit dan membuat semua orang ingin mencubit kedua pipinya yang lebih mirip bakpao daging itu. ak lupa, Monzaemon pun ikut makan enak, ia di berikan semangkuk penuh nasi beserta daging, Monzaemon pun makan begitu lahap.


Setelah selesai memberesakan semuanya, Tomoe pun duduk didepan televisi sambil menonton acara siang, biasanya di televisi pada pukul segitu di tayangkan acara ibu-ibu yang sedang bergosip ria. Ia pun menyaksikannya begitu serius mencoba untuk memperhatikan dan mengerti apa yang sedang para Ibu-ibu di tv itu bicarakan. “Mama, Tante girang itu siapa ya?” tanya Tomoe sambile mengkerutkan dahi dan mencondongkan bibir mungilnya kedepan, sementara kedua tangannya memegang cepolan rambutnya. [b]PRANG![/b] terdengar suara mangkuk plastik jatuh menimpa lantai, sontak Tomoe pun kaget dan melongo. “Ma?” Tomoe melongok untuk memastikan, tiba-tiba Ibunya berlari menuji tv dan segera mematikannya. [color=#c0c0c0]“Hahah! Tomoe tidak main bersama Yuuji dn Taito? Sudah waktunya bermain kan ya!”[/color] Ibunya tertawa sungguh aneh dan terkesan seperti memaksa anaknya untuk lebih baik main di luar sana bersama kedua sahabatnya. “Eh? Shimatta~ Iya, Tomoe lupa! Kan mau main sama Nicchan dan Taichan!” Tomoe yang panik pun segera melompat. [color=#c0c0c0] “Nah kan, hayo cepat!”[/color] seru Ibunya menggiring Tomoe menuju kamarnya untuk mengganti baju.


Setelah berpamitan Tomoe yang hari ini mengenakan baju kodok merah yang berbentuk rok bewaran merah yang terdapat satu kantong di depan dada dan dua kantong di bagian paha, mengenakan kaos bewarna merah muda, membawa tas selempang kecil berbentuk strawberry, sepatu pantofel hitam dengan kaos kaki bewarna putih itun berangkat bersama Monzamon. “Oke~ Kita akan berpetualang Monbiritchu~” seru Tomoe sambil mengangkat satu kepalan tangan kanannya keudara. Seakan akan mereka akan menempuh jaraj yang sungguh jauh seperti mau ke sekolah sihirnya yang bernama Ryokubita itu. Tomoe pun mulai melangkahkan kaki nya dengan semangat menuju tujuan utamanya, rumah Taito.


“Hosh! Hosh!” nafas Tomoe sudah tersengal-sengal, “Monzaekyun, nampaknya kita terlalu bersemangat yah... Hosh!” keluh Tomoe sambil berusaha mengatur nafasnya. “Guk!” sahut Monzaemon yang kalau ia bisa masuk di dunia game, ia pasti kan mengerik emoticon ‘/swt’. Dan kamu tahu? Jarak rumah Tomoe dengan Taito hanyalah... Rumah Taito tepat berada di samping rumah sederhana yang biasa Tomoe, Ibunya dan Monzaemon jadikan tempat tinggal. Kok Tomoe nampak kelelahan seperti habis lari mengitari satu putaran lapangan bola? Entahlah. “Taicchan! Main yu~!” seru Tomoe sambil menempelkan wakah bulatnya itu ke besi-besi yang menutupi rumah Taito yang besar itu.


[color=#c0c0c0] “Ohayou~”[/color]


Tiba-tiba saja terdengar suara yang berat, seharusnya sih Tomoe mengenali suara itu. Tomoe diam sejenak, kemudian menoleh, “Are~ Bikkurishita~!” serunta sambil melongo melihat sesosok laki-laki tinggi yang selalu ia panggil ‘Nicchan’. “Ohayou sa~n! Niccha~n!” seru Tomoe kemudian menghampiri Yuuji dengan riang sambil melompat-lompat kecil. “Nicchan, Tomoe kaget loh!” serunya sambil meraih tangan Yuuji kemudian menggoyang-goyangkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar